PERAN PEMIMPIN
Yeremia 23:1-8
PENGANTAR
Yeremia diutus Allah di tengah-tengah umat-Nya sebelum pembuangan ke Babel. Yeremia harus menyampaikan teguran Allah bagi umat-Nya yang telah hidup jauh dari kehendak-Nya. Allah mengutus Yeremia bukan hanya memberi teguran kepada umat tetapi justru teguran keras itu ditujukan kepada para pemimpin di Israel. Mengapa demikian? Mari kita belajar!
PEMAHAMAN
- Ayat 1-2: Mengapa Allah menegur pemimpin Israel?
- Ayat 5-7: Apakah tindakan Allah terhadap para pemimpin yg tidak bisa memimpin dengan baik? Apa janji Allah bagi umat-Nya?
- Apakah kita sudah menjadi pemimpin yang menjadi gembala bagi sesama?
Teguran Allah bukan hanya bagi umat tetapi juga bagi para pemimpin Israel. Mengapa? Memang bencana dan malapetaka yang Tuhan datangkan itu sebagai hukuman atas dosa umat-Nya, tetapi Allah juga melihat bahwa para pemimpin tidak berperan sebagai gembala bagi umat-Nya. Para gembala Yehuda yaitu para raja, imam, dan nabi tidak menjadi pemimpin yang bertanggungjawabmenggembalakan umat datang kepada Tuhan (ay.1) sehingga mereka hidup jauh dari Allah. Penghukuman Allah itu datang karena pemimpin gagal menjadi gembala yang baik. Mereka tidak hanya membiarkan kambing dombanya tersesat, tetapi justru menggiring umat menjalani hidup tercela di hadapan-Nya (ay.2). Oleh sebab itu, Allah tidak lagi mempercayai para pemimpin yang tidak bertanggung jawab. Dia akan mengambil alih peran para pemimpin yang menyembah allah lain, korup dan tidak adil itu. Dia sendiri yang akan turun tangan mengumpulkan kambing domba yang sudah tercerai-berai dan memimpin kembali ke padang. Dia juga akan mengangkat pemimpin-pemimpin yang baru demi pembaharuan hidup kambing domba-Nya (ay.3-4).
Dalam perikop ini, Dia berjanji kepada umat-Nya bahwa suatu hari Dia akan mengganti para pemimpin yang korup itu dengan seseorang yang berasal dari keturunan Daud. Dialah Raja yang bijaksana, yang akan melakukan keadilan dan kebenaran di negeri serta membawa keselamatan dan ketentraman bagi Yehuda yang sudah dipulihkan dan diperbaharui (ay.5-7). Siapakah Dia? Dialah Yesus Kristus. Sebagai Raja, Imam, dan Nabi, Yesus sangat berbeda dengan para pemimpin Yehuda. Yesus rela menderita dan mati sebagai seorang manusia yang terkutuk. Tujuan hidup-Nya untuk menyelamatkan umat manusia. Melalui kematian-Nya, menunjukkan Dia pemimpin yang siap melayani walaupun harus mengalami kerugian maupun penderitaan. Bagaimana dengan kita? Sudahkah kita menjadi pemimpin yang menggembalakan orang-orang disekitar kepada kebenaran, keadilan dan ketentraman di tempat kerja, masyarakat, gereja atau persekutuan?
REFLEKSI
Mari merenungkan: Allah dapat mengambil alih peran kepemimpinan, jika kita tidak melakukan tugas dan tanggung jawab sebagai seorang pemimpin yang menggembalakan kepada kebenaran, keadilan dan ketentraman.
TEKADKU
Tuhan tolonglah saya melakukan tugas tanggungjawab memimpin orang-orang di sekitarpada kebenaran, keadilan dan ketentraman ketika bekerja dan melayani.
TINDAKANKU
Aku mau memimpin orang-orang di ………… (tempat kerja, masyarakat, gereja) pada kebenaran, keadilan dan ketentraman dengan bertindak nyata.