YEREMIA 20:10-13
MELAYANI TANPA PAMRIH
Pengantar
Kebanyakan orang berharap makin dekat Tuhan, makin nyaman dan aman kehidupan. Namun, kadang kenyataan berkata lain. Seperti yang dialami Yeremia. Sebagai nabi Tuhan, ia tidak dipandang hormat oleh bangsanya sendiri karena ia menyampaikan kritikan atas tidakan bangsa Israel yang menduakan Allah. Bukan itu saja, Yeremia dihina dan disepelekan oleh umat Allah. Bacaan kita memperlihatkan bagaimana Yeremia tetap hidup berkenan di hadapan Tuhan meski semua orang tidak mempedulikannya.
Pemahaman
Ayat 10 Bagaimana pandangan bangsa Israel kepada Yeremia sebagai seorang nabi?
Ayat 11-13 Bagaimana pandangan Yeremia atas tidakan yang dilakukan bangsa Israel terhadap dirinya? Bagaimana keyakinan Yeremia terhadap Tuhan yang telah mengutusnya sebagai seorang nabi?
Sebagai orang yang dekat dengan Allah, Yeremia bergumul menjalankan perannya sebagai seorang nabi.
Di satu sisi, ia ingin dihormati dan dihargai, namun di sisi lain, ia harus menyampaikan banyak berita yang membuat hati orang Israel sedih. Yeremia harus menyampaikan nubuatan hancurnya bangsa Israel karena perbuatan mereka yang mengkhianati Allah. Atas pemberitaan yang ia sampaikan, bangsa Israel marah, kecewa dan membenci Yeremia. Ia menjadi bahan olokan dan cemoohan (ay.10 )
Kenyataan tersebut tidak menyurutkan semangatnya untuk tetap menyampaikan berita dari Allah. Meski itu menyakitkan dan membuat dirinya dibenci oleh bangsanya sendiri. Yeremia terus mengabdi kepada Allah walau tidak ada dukungan bahkan dari orang-orang terdekatnya. Yeremia mau menanggung resiko berat sebagai seorang pelayan Allah karena ia yakin bahwa Allah tidak akan pernah dirinya (ay. 11). Allah juga yang mengetahui apa yang ia kerjakan. Oleh karena itu, Yeremia tidak mendendam terhadap orang-orang yang telah mencemooh dirinya karena ia percaya Allah sendiri yang akan memberikan pembalasan kepada setiap orang yang telah menghambat pelayanannya (ay. 12). Dengan begitu, Yeremia menaikan pujian kepada Allah atas segala kebaikan-Nya (ay. 13).
Bacaan ini mengingatkan kita bahwa hidup sebagai umat Allah dan terlebih sebagai pelayan Tuhan tidak selamanya akan aman dan nyaman. Kita terpanggil untuk berani menanggung resiko berat dalam melayani Tuhan. Dalam pelayanan kadang kita mengalami tantangan. Biarlah tantangan itu kita hadapi dengan keyakinan bahwa Tuhan terus beserta dengan kita. Karena makin dekat dengan Tuhan, makin banyak perkara yang Tuhan percayakan untuk kita hadapi sehingga kita makin kuat di dalam iman. Sehingga seperti Yeremia kita mampu menaikan pujian kepada Tuhan karena kasih dan kebaikan-Nya nyata dalam kehidupan kita.
Refleksi
Apakah kita sudah memberi diri untuk melayani Tuhan? Siapkah kita menanggung segala resiko dalam pelayanan? Maukah kita menjadi seperti Yeremia yang memberi dirinya seutuhnya kepada Tuhan meski tantangan pelayanan ia hadapi?
Tekadku
Ya Allah, mampukan kami melayani Tuhan dengan kesungguhan hati baik dalam keluarga, gereja dan bangsa.
Tindakanku
Tekun dalam doa dan penghayatan firman.
Mau memberi diri untuk terlibat dalam pelayanan di jemaat.