Mazmur 23:1-4
HIDUP KEKAL BERSAMA SANG GEMBALA
Pengantar
Apa sebenarnya arti “hidup kekal” itu? Tuhan Yesus dalam doa kepada BapaNya mengatakan; “Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus” (Yohanes 17:3). Kata mengenal terdengar sederhana dan bukan merupakan kata yang asing bagi telinga kita. Bukankah dalam keseharian kita sering menggunakan kata ini. “O, .. saya kenal dia”. Tetapi seberapa kenal? Pemazmur mengenal TuhanNya seperti seorang Gembala yang memberinya kehidupan. Sebagai respons, ia merasa seperti seekor domba yang lamban, lemah, dungu dan rentan terhadap berbagai bahaya. Ia memasrahkan hidupnya kepada Sang Gembala dan merasa tak memerlukan apa-apa lagi. Ada kata-kata mutiara yang mengatakan If God all you have, you have all you need – Jika Allah Bapa adalah satu-satunya yang kita miliki (kita tak memiliki apa-apa lagi yang bisa diandalkan) sebenarnya kita justru memiliki semua yang kita butuhkan.
Pemahaman
Ayat 1-2 : Siapakah Tuhan yang saudara kenal?
Apakah bagi saudara Ia juga Sang Gembala?
Apakah ketika bersama Dia, saudara merasa yakin bahwa Ia akan
mencukupkan segala yang saudara butuhkan?
Ayat 3 : Di tengah dunia yang hiruk pikuk serta penuh ketegangan
dan ketidakpastian ini, apakah saudara percaya bahwa Sang
Gembala mampu menyegarkan jiwa saudara dari semua keletihan
dan kelesuan?
Apakah saudara merasa Ia mampu menuntun saudara untuk
membuat keputusan-keputusan yang benar dan terbaik?
Ayat 4 : Ketika sedang mengalami berbagai masalah, seberat apapun,
apakah saudara merasa Sang Gembala mampu melindungi saudara
dan melepaskan saudara dari berbagai mara bahaya?
Dewasa ini kita hidup di tengah mayarakat dengan gaya hidup yang tak mudah puas. Jangan-jangan kita juga sudah menjadi bagian masyarakat seperti ini. Ketika belum punya pekerjaan kita berdoa agar bisa mendapat pekerjaan. Namun ketika sudah dianugerahi pekerjaan, kita mengomel dan ingin pekerjaan yang lebih baik tanpa terlebih dahulu membuktikan kemampuan dan kontribusi kita. Ketika belum punya kendaraan, kita meminta kepadaNya dalam doa siang dan malam, tetapi ketika sudah mendapatkan, alih-alih bersyukur kita sudah menginginkan kendaraan yang lebih bagus. Pemazmur memberi teladan kepada kita bagaimana ia mengenal Dia sebagai Sang Gembala dan meresponsinya dengan memasrahkan hidupnya dalam keyakinan penuh atas keselamatan serta pemeliharaanNya.
Refleksi
Siapakah sebenarnya “gembala” kehidupan kita? Apakah diri kita sendiri? Apakah uang, harta, kepandaian, kedudukan, status sosial? Jika saja kita sungguh-sungguh mengenal Sang Gembala Agung yang sangat mengasihi kita, hingga Ia rela diutus Sang Bapa dan taat kepadaNya sampai mati di atas kayu salib bagi kita, maka niscaya kita juga mampu meresponi anugerah kehidupan kekal yang disediakanNya bagi kita dengan penuh keyakinan dan pasrah diri.
Tekad
Kiranya aku dimampukan untuk semakin mengenal Sang Gembala sehingga anugerah “kehidupan sejati” itu menjadi milikku. Aku mau belajar untuk meresponi penggembalaanNya secara tepat sebagaimana pemazmur menggambarkan dirinya seperti seekor domba yang pasrah.
Tindakan
Mulai hari ini, aku mau lebih bersungguh-sungguh mengenal dan hidup bersama Sang Gembala Agung dan berbagi kepada banyak orang agar Dia semakin dikenal dan melalui pengenalan itu mereka juga memperoleh anugerah hidup kekal.
=====================================================================================