“Tuhan adalah Kebahagiaanku”
Bacaan : MAZMUR 16: 1-11
PENGANTAR
Dalam perjalanan hidup ini, kita tidak lepas dari tantangan dan pencobaan, baik yang datangnya dari luar (lingkungan dan kerabat) maupun yang dari dalam diri kita sendiri. Di satu sisi tantangan dan pencobaan membuat kita bosan, lemah dan capek. Tapi di sisi lain membuat kita semakin bergantung kepada Tuhan dan banyak pengalaman yang membahagiakan kita.
PEMAHAMAN
- Apa yang dilakukan pemazmur dalam menghadapi tantangan dan pencobaan? (ayat 1-6)
- Bagaimana sikap iman Pemazmur? (ayat 7-11)
Jika kita cermati bacaan kita nampak ada pergumulan yang mendalam dalam diri pemazmur. Daud sang pemazmur telah merasakan pahitnya pengkhianatan dari kawan dan orang-orang terdekatnya, juga telah merasakan betapa pedihnya mendapatkan ancaman dari musuh-musuhnya. Namun pemazmur tidak berputus asa, ia memiliki cara tersendiri untuk mengatasinya. Bagaimana caranya?
Pertama : Pemazmur berdoa dan memohon kepada Allah, supaya Allah menjaga dan melindunginya (ayat 1-2).
Pemazmur sadar bahwa ia ditolong dan dilindungi Tuhan bukan terjadi sekali atau dua kali, tetapi ia terus merasakan perlindungan Tuhan, oleh sebab itu pemazmur memohon kepada Tuhan agar ia terus menerus dilindungi Tuhan sampai kapanpun. Kitapun seharusnya seperti itu, dengan beriman kepada Tuhan, maka kita diajak untuk terus menerus menyerahkan hidup kita ke dalam tangan Tuhan, ketika hidup kita ada di tangan Tuhan maka kita akan merasakan perlindungan-Nya sehingga kebahagiaan sejati dapat kita rasakan.
Kedua : Pemazmur menyatakan doa kepercayaannya kepada Tuhan.
Pemazmur menyadari bahwa sukacita dan kebahagiaan yang ia alami adalah berada di tangan Tuhan dan berasal dari padaNya. Untuk dapat merasakan suka cita dan kebahagiaan Tuhan maka pemazmur menambatkan imannya secara terus menerus kepada Tuhan, sebagai umat Tuhan, kita seharusnya mengikrarkan iman kita kepada Tuhan sehingga kitapun juga akan mendapatkan kebahagiaan.
Ketiga : Pemazmur bersyukur dan memuji Tuhan. Tuhan itu adalah “Warisan dan pialaku” kata-kata pemazmur ini menunjuk kepada gagasan pembagian tanah warisan perjanjian dan hal itu sangat menyenangkan hati pemazmur. Ia percaya bahwa Tuhan berdiri di sebelah kanannya sebagai penjaga dan penyelamat, sehingga ia tidak akan goyah di tengah-tengah pasang surutnya kehidupan ini. Untuk itulah pemazmur bersyukur dan harus memuji Tuhan.
Bagaimana dengan kita? Apakah kita juga percaya kepada Tuhan, bahwa Tuhan berdiri di samping kita sehingga kita menghadapi semua tantangan kehidupan dengan teguh Amin.
Refleksi
Ambillah sikap doa dan renungkanlah : Bagaimana cara Saudara menghadapi setiap tantangan dan pencobaan?
- Apakah saudara berdoa kepada Tuhan? Apakah Tuhan menolong?
- Apakah saudara percaya kepada Tuhan?
Tekadku
“Ya Tuhan, kepada Mu, aku berlindung, sebab Engkaulah Tuhan ku”
Tindakanku
Mulai hari ini saya akan belajar untuk berserah kepada Tuhan agar Tuhan selalu melindungi saya.