MEMPERSAKSIKAN KUASA TUHAN
Lukas 8:26-39
Pengantar
Di sebuah restoran, ada slogan, “Bila Anda puas dengan masakan dan pelayanan kami, ceritakanlah kepada orang lain!”. Memang pengalaman akan hal baik sudah selayaknya diceritakan kepada orang lain agar semua orang juga menikmati pengalaman yang sama. Demikian pula pesan KRISTUS dalam kisah yang kita baca hari ini. Marilah kita merenungkannya.
Pemahaman
- Ayat 26-27 : Mengapakah orang yang kerasukan setan itu mendatangi YESUS?
- Ayat 28-33 : Mengapa setan tunduk pada perintah YESUS?
- Ayat 34-38 : Bagaimanakah respon penduduk Gerasa setelah melihat kuasa YESUS yang menyembuhkan orang kerasukan setan?
- Ayat 39 : Apakah tanggungjawab yang diberikan oleh YESUS kepada orang yang telah disembuhkan dari kerasukan setan?
Orang-orang Gerasa tinggal di tenggara danau Galilea. Ada kejadian menarik di sana, yaitu ketika ada orang yang kerasukan setan datang menemui YESUS. Setelah ditanya oleh YESUS, setan yang merasuki orang tersebut mengaku bernama Legion. Sebenarnya Legion adalah sebutan bagi tentara Romawi yang beranggotakan antara 3.000 – 6.000 tentara. Dengan demikian jika setan itu mengaku bernama Legion, itu artinya jumlahnya tidak satu. Legion memiliki kekuatan yang luar biasa dan cenderung bersifat “merusak”. Tetapi setan inipun mengakui kemahakuasaan YESUS yang diungkapkan dengan permohonannya supaya YESUS tidak menyiksanya (ayat 28). Jelas sekali bahwa setan pun mengakui kemahakuasaan YESUS dan ketidakmampuannya menolak perintah-Nya. Setan itu memang memiliki kuasa atas manusia yang dirasukinya, tetapi dia mengakui tidak berdaya berhadapan dengan kuasa YESUS.
Ada semacam tawar-menawar antara YESUS dengan Legion. Saat itu karya YESUS memang lebih tertuju pada upaya penyelamatan manusia (menyembuhkan dari sakit, mengampuni dosa, mengusir setan, dll) dari pada memusnahkan setan. Belumlah saatnya untuk memusnahkan setan-setan itu. Hal ini juga jelas dari sikap YESUS yang mengijinkan Legion untuk memasuki tubuh babi-babi. Bagi YESUS nyawa manusia jauh lebih penting dari pada kerugian materi akibat babi-babi itu mati. Itulah tujuan YESUS datang ke dunia untuk menyelamatkan manusia dan membebaskan mereka dari segala belenggu, termasuk belenggu kuasa iblis. Hal ini sulit dipahami oleh penduduk, sehingga mereka meminta YESUS meninggalkan daerah itu karena mereka ketakutan dengan kuasa YESUS yang jauh melebihi kuasa setan (ayat 37).
Ada hal menarik yang terjadi dalam diri laki-laki yang telah disembuhkan dari kerasukan setan itu. Ada perubahan drastis yang terjadi. Dari kebiasaan tidak berpakaian, sekarang menjadi berpakaian. Dari kebiasaan “keluyuran” di kuburan, memutuskan segala pengikat, sekarang menjadi duduk diam, mendengarkan di kaki YESUS (ayat 35). Perubahan hidup ini bisa dilihat oleh orang banyak. Lebih menarik lagi, saat laki-laki yang telah disembuhkan dari kerasukan setan itu ingin mengikuti perjalanan YESUS beserta para murid, ternyata YESUS menolaknya. YESUS malah meminta orang itu pulang dan menceritakan pada orang banyak tentang segala karya TUHAN yang dialaminya. Dia diberi tugas bersaksi tentang karya TUHAN yang telah menyelamatkannya. Dia bersaksi bukan karena kata orang, tetapi karena dia sendiri mengalami dan merasakan kasih dan kuasa TUHAN. Ini adalah kesaksian yang lebih efektif sebagai wujud nyata dari “hidup baru” juga.
Hidup sebagai orang yang telah diselamatkan selalu terkait erat dengan kesediaan untuk bersaksi. Oleh karenanya, laki-laki itu dengan sukacita berkeliling kota untuk menceritakan karya kasih dan kuasa TUHAN atas hidupnya.
Refleksi
Apa sajakah karya kasih dan kuasa TUHAN yang telah Anda alami? Sudahkah Anda menceritakannya kepada orang lain?
Tekadku
Ya TUHAN, mampukanlah aku untuk berani mempersaksikan karya kasih dan kuasa-Mu kepada orang lain.
Tindakanku
Aku akan belajar bersaksi tentang kasih dan kuasa TUHAN melalui penuturan ataupun tulisan.