Tritunggal yang Mengutus
Matius 28:16-20
Pengantar
Pada Minggu Trinitas ini, kita akan merenungkan tentang sebuah perintah yang terakhir kali diucapkan Kristus sebelum Dia naik ke surga, perintah yang kita kenal dengan amanat agung.
Pemahaman
Ay. 19 : Adakah perbedaan antara peristiwa Kristus mengutus para murid-NYA pada bagian ini dengan pengutusan Kristus pada saat-saat sebelumnya?
Peristiwa Kristus mengutus para murid-NYA tidak hanya terjadi pada peristiwa yang tergambar dalam bahan perenungan kita hari ini saja. Sebelumnya Kristus juga telah mengutus para murid-NYA untuk pergi. Sebut saja misalnya bagaimana Kristus mengutus kedua belas murid-NYA, seperti yang tercatat dalam Matius 10:5-15. Akan tetapi, berbeda dengan yang sebelum-sebelumnya, pengutusan kali ini adalah pengutusan ke seluruh dunia. Kalau sebelumnya, batas wilayah yang diberikan Kristus sangat jelas, yaitu khusus wilayah Israel. Jangankan seluruh dunia, bahkan ke Samaria saja tidak. “Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.” (Mat. 10:5-6). Sekarang ini jangkauan pelayanan para murid diperluas sampai ke ujung bumi.
Mandat pengutusan ini bukan hanya diperluas secara wilayah kerjanya saja, tetapi tugasnya juga diperbanyak. Bukan hanya memberitakan kabar sukacita, tetapi juga membaptis dan mengajar mereka yang percaya untuk melakukan segala sesuatu yang telah diperintahkan Kristus kepada mereka. Itu berarti dalam mengajar ini bukan hanya sekadar proses “transfer ilmu pengetahuan”, tetapi proses transformasi perilaku. Hasilnya bukan hanya sekadar para petobat baru itu tahu lebih banyak, tetapi paham lebih dalam sedemikian rupa sehingga mereka yang percaya itu dapat mewujudkan apa yang diperintahkan Kristus dalam perilaku keseharian mereka. Ini butuh waktu. Ini butuh ketekunan.
Di antara tindakan memberitakan Injil dan mengajar mereka yang percaya itu, ada “ritual” pembaptisan dalam nama Allah Tritunggal. “Ritual” ini menjadi bukti akan kesungguhan pengakuan percaya mereka, sekaligus juga menjadi pijakan akan proses pengajaran selanjutnya. Penyebutan nama Allah Tritunggal di sini sekaligus juga menjadi bukti bahwa sekalipun istilah “Tritunggal” atau “Trinitas” tidak ada di dalam Alkitab, namun konsepnya berangkat dari apa yang diajarkan Alkitab, bahkan oleh Kristus sendiri, bukan hanya para rasul saja. Allah Tritunggal itulah yang mengutus kita – orang yang mengaku percaya kepada Kristus – untuk memberitakan Injil, membaptis dan mengajar.
Refleksi
Dalam ibadah setiap minggu, kita selalu mengucapkan pengakuan iman dengan kerangka Allah Tritunggal, “Aku percaya kepada Allah, Bapa yang maha kuasa …. Dan kepada Yesus Kristus … Aku percaya kepada Roh Kudus…”. Sejauh mana kita menyadari bahwa Allah Tritunggal itu adalah Allah yang mengutus kita untuk melakukan amanat agung itu?
Tekad
Doa: Ya Allah Tritunggal, tolong saya untuk peka dalam menjalankan amanat agung-MU. Amin.
Tindakan
Saya akan bercerita tentang kasih Allah kepada seseorang dalam seminggu ke depan.