Minggu, 6 Oktober 2013
LUKAS 17:7-10
Pengantar
Banyak orang aktif dalam pelayanan. Sayangnya, tidak semua orang yang mengaku melayani TUHAN menjalani kehidupan sebagai pelayan yang menghamba kepada-Nya. Bagaimanakah kehidupan pelayan yang dikehendaki TUHAN? Marilah kita merenungkannya.
Pemahaman
• Ayat 7- 9 : Bagaimanakah kehidupan seorang pelayan yang dinyatakan dalam ayat-ayat ini?
• Ayat 10 : Prinsip apakah yang hendak diajarkan TUHAN YESUS dalam kalimat: “ Kami ini adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang harus kami lakukan.”
Murid yang beriman mendapatkan kekuatannya dari ketaatannya sebagai hamba. Oleh karena itulah seusai mengajarkan tentang dahsyatnya kekuatan iman, TUHAN YESUS mengajar para murid untuk menjalani kehidupan sebagai hamba. Kewajiban seorang hamba adalah melayani Sang Tuan, tanpa menuntut apa pun. Seorang hamba taat mengerjakan apa yang menjadi kewajibannya dan berujar tulus; “ Kami ini adalah hamba-hamba yang tak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan.” (ay 10) Kalimat ini mengandung makna apa pun yang kita lakukan di dalam pelayanan bagi KRISTUS, haruslah tetap dalam sikap rendah hati. Seorang hamba tidak boleh beranggapan bahwa dirinya layak menerima kebaikan dari Tuan atau menuntutnya sebagai piutang.
Sebagai pelayan-pelayan KRISTUS, kita wajib mempergunakan waktu kita untuk menjalankan kewajiban kita. Banyak sekali pekerjaan yang telah ditetapkan untuk kita tuntaskan. Kita harus menjadikan akhir dari sebuah pelayanan sebagai permulaan dari pelayanan berikutnya. Seorang pelayan yang telah membajak atau menggembalakan ternak di ladang masih tetap punya pekerjaan untuk dilakukan ketika dia sudah pulang ke rumah pada malam hari; Ia harus melayani di meja (ay. 7-8). Demikian pula dengan kita. Apabila kita menghayati tugas kita sebagai pelayan, maka kita akan selalu siap melayani dengan penuh ketaatan dan kerendahan hati. Tugas apa pun yang diberikan oleh Sang Tuan, akan kita laksanakan dengan sukacita.
Refleksi
Sudahkah Saudara menjadi hamba yang melakukan kewajiban melayani Sang Tuan dengan penuh ketaatan dan kerendahan hati?
Tekadku
TUHAN, tolonglah aku agar tetap setia dan bersemangat melayani-Mu.
Tindakanku
Mulai hari ini aku akan melayani TUHAN di mana pun dengan tulus, dalam kerendahan hati, ketaatan dan kesetiaan. Aku akan menyanyi: “Melayani, melayani lebih sungguh. Melayani, melayani lebih sungguh. TUHAN lebih dulu melayani kepadaku. Melayani, melayani lebih sungguh“.