KEMULIAAN ALLAH (2)
Mazmur 29:1-11
Pengantar
Masih terkait dengan kemuliaan Allah yang kita renungkan kemarin, hari ini kita juga akan merenungkan bagaimana Pemazmur menggambarkan kemuliaan Allah.
Pemahaman
- Ada berapa kali Pemazmur menggunakan frasa “suara Tuhan” di dalam Mazmur 29 ini?
- Apakah yang ingin digambarkan Pemazmur melalui pengulangan frasa “suara Tuhan” ini?
Frasa “suara Tuhan” sangat dominan di dalam Mazmur 29 ini. Pemazmur mengulangi penggunaan frasa tersebut sebanyak tujuh kali. Di ayat 3 dikatakan bahwa suara Tuhan itu mengguntur di atas air yang besar. Gelora air yang besar seringkali menimbulkan suara bergemuruh yang menggetarkan. Namun suara Tuhan di atas (baca: melampaui) gemuruh suara air yang besar itu. Sedangkan di ayat 4 Pemazmur menggambarkan suara Tuhan itu penuh kekuatan, yang mengacu pada kuasa Allah (sebagaimana yang diterjemahkan oleh AYT dan BIS) dan semarak, yang merujuk pada kemuliaan (AYT) serta kemegahan (BIS). Selanjutnya Pemazmur menggambarkan bagaimana suara Tuhan itu mematahkan, bahkan menumbangkan pohon aras. Apa yang ingin digambarkan Pemazmur di sini adalah kekuatan suara Tuhan itu. Sebab pohon aras, apalagi pohon aras Libanon, adalah pohon yang menjulang tinggi serta kuat. Namun suara Tuhan mampu menumbangkannya. Di dalam ayat 7 Pemazmur menghubungkan suara Tuhan dengan nyala api. Manusia seringkali tidak dapat mengendalikan api yang menyala-nyala. Kemudian di ayat 8 dan 9 Pemazmur melukiskan suara Tuhan dengan kehidupan di padang, kehidupan yang seringkali juga membuat manusia menjadi gentar.
Dari seluruh rangkaian penyebutan “suara Tuhan” tersebut, kita dapat melihat bagaimana Pemazmur menggambarkan keagungan kuasa Allah yang kedahsyatannya bergerak dari atas lautan yang menggelora, kemudian melaju ke atas gunung-gunung di utara Palestina serta padang gurun di selatan Palestina. Suara Tuhan itu melampaui segala sesuatu yang mampu menggetarkan hati bangsa Israel. Hal itu sekaligus juga menunjukkan bahwa keagungan Tuhan melampaui seluruh keagungan yang ada. Oleh sebab itu sudah selayaknya kalau bangsa Israel selaku umat Allah hanya sujud menyembah kepada Allah saja.
Refleksi
Bila kita melihat sekeliling kita, hal-hal apa saja yang membuat kita terpesona? Pernahkah kita bersikap seperti Pemazmur yang menggunakan semua hal yang mengagumkan serta menggetarkan itu untuk melukiskan keagungan Tuhan yang jauh lebih mengagumkan serta menggetarkan?
Tekad
Doa: Bapa surgawi, tolonglah saya untuk fokus memandang kemuliaan-Mu saja, sehingga tidak mudah terpesona dengan berbagai hal lainnya. Amin.
Tindakan
Saya akan menyanyikan Kidung Jemaat 64 untuk mengingatkan saya terhadap kemuliaan Allah.