Galatia 1:1-10
INJIL, SATU UNTUK SEMUA
PENGANTAR
Pemberitaan Injil kepada orang-orang non-Yahudi memunculkan beberapa persoalan terkait dengan kebudayaan dan tradisi Yahudi. Orang-orang Yahudi meminta orang-orang Kristen non-Yahudi juga melakukan tradisi keagamaan yang sama dengan orang-orang Yahudi. Misalnya, mereka menyuruh orang-orang Kristen non-Yahudi juga melakukan sunat. Di berbagai tempat, dalam setiap kesempatan, Paulus berupaya meluruskan cara berpikir yang terlalu sempit ini. Benih Injil memang bersemi di tengah-tengah masyarakat Yahudi, namun Injil adalah kabar baik untuk semua orang, bukan hanya milik orang-orang Yahudi.
PEMAHAMAN
Ay. 1-5 Di bagian awal suratnya, Paulus menegaskan otoritas kerasulannya. Mengapa Paulus melakukan hal ini? (lihat ay. 6-7)
Ay. 6-9 Apa yang dimaksudkan Paulus dengan “suatu Injil lain”? (lihat Gal. 4:8-11, 17: 6:12-13). Bagaimana sikap Paulus terhadap orang yang mengajarkan “Injil lain” itu? (ay. 9) Mengapa demikian?
Ay. 10 Dengan sikapnya itu, Paulus menghadapi risiko kehilangan kepercayaan dan dukungan dari orang-orang Yahudi, termasuk para rasul di Yerusalem. Bagaimana Paulus menghadapi risiko ini?
Paulus menegaskan kerasulannya karena Paulus sedang menghadapi seseorang yang berusaha mengacaukan iman orang-orang Galatia dengan mengajarkan “Injil lain.” Injil lain yang dimaksudkan Paulus di sini adalah ajaran yang mewajibkan orang-orang Kristen non-Yahudi melakukan tradisi keagamaan orang Yahudi. Dalam hal ini sikap Paulus sangatlah tegas. Bagi Paulus, mengurung Injil dalam tradisi keagamaan orang-orang Yahudi adalah sebuah kesalahan fatal.
Tentu saja, sikap Paulus itu dapat membuatnya kehilangan kepercayaan dan dukungan dari orang-orang Yahudi, khusus para pemimpin gereja di Yerusalem. Namun, Paulus tidak takut menghadapi risiko ini. Bagi Paulus, hidup berkenan kepada Allah lebih penting dan lebih baik daripada berusaha menyenangkan hati manusia. Paulus tidak mau mengorbankan jati dirinya sebagai hamba Kristus demi memperoleh dukungan dari manusia.
REFLEKSI
Injil dibebaskan dari kurungan tradisi Yudaisme agar dapat menjadi berkat bagi semua orang. Apakah sekarang kita harus mengurungnya lagi dalam tradisi dan kebiasaan gereja kita?
TEKADKU
Tuhan, ajarlah aku menghargai kebiasaan dan tradisi gereja lain agar aku dapat melihat bahwa kuasa Injil bekerja di antara mereka.
TINDAKANKU
Hari ini aku akan mendoakan gereja lain yang berbeda denominasi/ organisasi dari gerejaku.