Mazmur 100:5
KESETIAAN ALLAH
Pengantar
Merpati adalah salah satu binatang yang sering dipakai untuk mengungkapkan perasaan atau harapan manusia. Contohnya pada ungkapan “merpati tidak akan pernah ingkar janji”, yang menyampaikan pesan pentingnya kesetiaan yang tiada akhir. Kalau merpati bisa setia sampai akhir, tentunya Allah yang menciptakan merpati pasti lebih lagi.
Pemahaman
Ayat 1, 2 : Mengapa pemazmur mengajak umat bersorak-sorak?
Ayat 3 : Adakah alasan untuk melakukan sorak-sorai?
Ayat 4 : Mengapa pemazmur mengajak umat bersyukur?
Ayat 5 : Apa yang pemazmur pahami tentang kebaikan Allah?
Entah mulai kapan burung merpati dipakai sebagai simbol cinta dan kesetiaan. Namun menurut beberapa sumber, burung merpati memang termasuk binatang yang setia kepada pasangannya. Begitu dapat pasangan, burung merpati selalu kemana-mana bersama. Seolah tidak akan terpisah oleh maut sekalipun. Kesetiaan merpati juga dipakai untuk menggambarkan kasih dan kesetiaan Allah yang tiada terbatas. Ayat 5 menegaskan kebenaran ini, “sebab TUHAN itu baik, kasih setiaNya untuk selama-lamanya, dan kesetiaanNya tetap turun-temurun”. Yang menarik adalah bahwa “kasih” Tuhan senantiasa dihubungkan dengan “setia”. Artinya, kasih melandasi kesetiaan. Tanpa kasih, tidak ada alasan untuk setia. Dengan kata lain, kesetiaan adalah buah dari kasih yang diperlihara terus menerus. Tepatlah bila kemudian Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan “setia” sebagai sikap yang “berpegang teguh, patuh dan taat”. Maknanya terwakili melalui frasa, “selama-lamanya . . .tetap turun-temurun”.
Kasih dan kesetiaan Allah tidak diragukan lagi. Di masa PL, Allah telah membuktikannya dengan membawa Israel keluar dari tanah perbudakan. Tiang awan dan tiang api menunjukkan kasih setia Allah yang tidak pernah meninggalkan umatNya. Di masa PB, kasih setia Allah mencapai puncaknya, ketika Sang Putra, Yesus Kristus mati dan bangkit dari kematian untuk selanjutnya menuju surga. Bagi yang percaya tidak akan binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Kasih dan kesetiaan Allah teruji oleh waktu dan keadaan. Kasih setiaNya tidak pernah berubah.
Refleksi:
Kasih dan kesetiaan Allah berjalan bersama-sama.
Tekadku
Aku mau mengasihi dan setia.
Tindakanku
Aku mau mewujudkan kasih dan kesetiaan Allah melalui tindakan nyata.