RASA LEGA KARENA DITOLONG ALLAH
Mazmur 66 : 8 – 20
PENGANTAR
Pada dasarnya setiap orang pasti pernah menghadapi persoalan. Dan ketika persoalan itu sedang melanda kita, ada berbagai macam perasaan bercampur dalam hati sanubari kita. Ada perasaan sedih, susah, sumpek, kecewa, marah, putus asa dan lain sebagainya berusaha merongrong bahkan meremukkan kehidupan kita. Segala daya dan upaya akan kita lakukan, agar dapat keluar dari zona persoalan.
Akan tetapi, bagaimana perasaan anda, ketika dalam persoalan tersebut ada tangan yang Mahakuat menolong anda keluar dari persoalan tersebut. Mungkin anda akan menangis kegirangan dan bersyukur karena ada tangan yang menolong anda. Bacaan Mazmur 66 : 8 – 20 akan menjelaskan bagaimana pemazmur menyikapi pertolongan Allah.
PEMAHAMAN
- Bagaimanakah situasi pemazmur saat itu ? ( ayat 8-12 )
- Apa yang dilakukan pemazmur setelah mengalami pertolongan Allah ? ( ayat 13-15 )
- Bagaimana pemazmur mengungkapkan perasaannya ? ( ayat 16-20 )
Pemazmur terkenang kembali akan mujizat historis dalam hidup bangsa Israel yaitu mujizat pembebasan ( pembebasan dari perbudakan di Mesir ). Itu sebabnya pemazmur mengajak kita untuk bersukacita karena Tuhan Allah memerintah dan mengatur bangsa-bangsa, sehingga para penindas tidak berkutik lagi. Ajakan memuji Tuhan itu dilakukan pemazmur karena, Tuhan Allah telah menyelamatkan jiwa mereka. (ayat 8-9). Untaian pujian ini merupakan ungkapan suasana kelegaan atas kelepasan setelah sekian lama mereka dalam pencobaan dan pengujian ( 10-12). Ada pengujian dan proses pemurnian (10), terjeblos dalam jaring musuh (11) dan situasi penindasan. Semua situasi yang tidak mengenakkan ini telah dialami umat Israel, namun Tuhan memberikan pertolongan dan pembebasan tepat pada waktunya. Sehingga di ayat 12 pemazmur berkata, “Engkau telah mengeluarkan kami sehingga bebas”
Setelah mengalami karya Agung Allah yang menyelamatkan, pemazmur melunasi nazarnya di Bait Allah dengan membawa korban bakaran ( 13-15). Sebab nazar harus dilunasi, karena menjadi sumpah hidup dan mati. Hal itu sebagai luapan dan ungkapan syukur pemazmur dengan memberi yang terbaik sebagai persembahan kepada Allah.
Sekali lagi pemazmur berkisah tentang penyelamatan dari Allah. Ketika ia mempersembahkan korban bakaran banyak orang yang hadir. Dan kepada mereka yang hadir itulah pemazmur mengisahkan pengalaman hidupnya bersama Allah. (17). Ia bersaksi bahwa ia tidak berdusta (18). Tetapi ia memiliki pengalaman yang lain yaitu bahwa Allah telah mendengarkan doanya (19) maka tidak ada sikap dan kata-kata yang lain, selain dari ungkapan pujian kepada Allah, “Terpujilah Allah, yang tidak menolak doaku dan tidak menjauhkan kasih setia-Nya dari padaku. (20).
REFLEKSI
Marilah kita merenungkan, : Bagaimanakah perasaan anda, ketika Tuhan menolong anda keluar dari persoalan ? Apakah yang akan anda lakukan kepada Allah ?
TEKADKU
Ya Tuhan, saya memuji kebesaran-Mu.
TINDAKANKU
Saya akan menyanyi : Aku memuji kebesaran-Mu ! Ajaib Tuhan, Ajaib Tuhan. Aku memuji kebesaran-Mu ! Ajaib Tuhan, Ajaib Tuhan.