Bacaan : Lukas 2 : 22-42.
“Kebahagiaan berjumpa sang Mesias”
PENGANTAR.
Pada saat-saat dimana orang hidup dalam penderitaan, tekanan dan situasi yang menyedihkan biasanya orang lebih memilih untuk meninggalkan imannya. Namun tidak demikian dengan orang yang hidup dalam kebenaran, ia akan tetap setia kepada Allah, seperti para hamba yang patuh yang tetap berjaga-jaga sepanjang malam gelap sambil menantikan tuannya kembali
(Matius 24 : 45-47).
PEMAHAMAN.
- Apa yang dikatakan tentang simeon dalam perikop ini ? (ayat 22-35). Bagaimana simeon dapat bertemu dengan bayi Yesus ? bagaimana ia menyikapi hidupnya ? apa yang dikatakannya ?
- Apa yang dikatakan tentang Hana dalam perikop ini ? (ayat 36-40). Apa yang dikatakan Hana tentang Yesus ?
Kitab Suci menerangkan bahwa Simeon adalah seorang yang benar dan saleh, Roh kudus ada didalamnya ( dihidupnya ).Ia menantikan penghiburan bagi Israel, Roh kudus menyatakan kepadanya bahwa ia tidak akan mati sebelum melihat Mesias. Dengan penjelasan yang cukup jelas tersebut maka kita dapat mengatakan bahwa Simeon adalah seorang yang takut akan Tuhan, mengutamakan ibadah, rendah hati dan setia dalam menantikan kedatangan Mesias. Sejak muda Simeon telah berjuang untuk menjalani hidupnya dengan hal-hal yang menyukakan hati Tuhan agar kelak ketika sang Mesias datang ia siap menyambut kedatanganNya. Bahkan ia tidak pernah lelah menunggu kedatangan sang Mesias yang sangat dinanti-nantikan. Dan betapa bahagianya hati Simeon manakala Roh Kudus menuntunnya ke Bait Allah untuk berjumpa dengan bayi Yesus Sang Mesias yang telah lama dinanti-nantikan itu. Simeon menyambut bayi Yesus dan menatangnya. Tidak ada orang yang sangat bahagia seperti Simeon. Dan dalam kebahagiaannya Simeon memuji Allah, kebahagiaan itu juga terungkap dalam kepasrahannya kepada Tuhan, dengan kesiapannya berpulang ke hadirat Tuhan. Berkat terbesar yang dialami Simeon adalah bahwa ia telah memandang muka Yesus Kristus sang Mesias.
Seorang nabiah yang juga merindukan kedatangan sang Mesias adalah Hana. Setelah menjanda selama bertahun-tahun, Hana mengabdikan hidupnya kepada Tuhan, dengan berpuasa dan berdoa siang malam di rumah Tuhan ( Bait Suci ). Dengan jalan seperti itu Hana dapat memusatkan perhatian dengan sepenuh hati untuk menyenangkan hati Tuhan. Usia boleh tua, kecantikan dan kekuatan fisik bisa saja pudar tapi Hana tak pernah berhenti untuk berharap akan kedatangan mesias, juga tak pernah berhenti untuk beribadah dan berdoa. Pengharapannya tidak sia-sia ketika ia bertemu dengan bayi Yesus, hatinya penuh syukur dan pujian kepada Allah.
Jika kita diberi umur panjang seperti Simeon dan Hana, janganlah kita menyia-nyiakan kesempatan untuk beribadah , berdoa dan berjaga-jaga. Agar ketika Yesus Kristus datang untuk yang kedua kali Tuhan mendapati iman kita.
REFLEKSI.
Mari kita merenungkan ! Apakah saudara sudah memakai hidup saudara untuk menyenangkan hati Tuhan ? apakah saudara sudah beribadah dan berdoa dengan benar ?
TEKADKU.
Ya Tuhan tolonglah saya agar dapat menjalani hidup untuk menyenangkan Tuhan.
TINDAKANKU.
Mulai hari ini saya akan meningkatkan ibadah yang benar kepada Tuhan.