Jumat, 28 Februari 2014
II Petrus 1:16-21
Pengantar
Menanti itu tidak mudah, apalagi menanti pemenuhan jani TUHAN. Apabila kita mulai tidak sabar menanti maka ada banyak godaan dan tantangan yang membuat tujuan penantian kita dibelokkan. Apakah yang perlu dilakukan agar kita teguh menanti pemenuhan janji TUHAN? Marilah kita renungkan!
Pemahaman
- Ayat 16-18 : Apakah yang hendak diyakinkan oleh penulis surat II Petrus ketika mengatakan “ kami adalah saksi mata dari kebesaran-Nya”?
- Ayat 19 : Apakah dampak dari pengalaman menjadi saksi kemuliaan TUHAN?
- Ayat 20-21: Bagaimanakah seharusnya sikap kita terhadap nubuat-nubuat dalam kitab suci?
Surat Petrus yang kedua ini ditulis untuk menghadapi dan melawan berbagai ajaran, keyakinan serta perbuatan yang mengancam gereja; yang dapat merusak etika dan iman Kristen.Tampaknya ada upaya dari orang-orang tertentu untuk memutarbalikkan isi Alkitab dan menafsirkan isi kitab suci agar sesuai dengan kehendaknya sendiri.
Dalam bacaan hari ini, sang penulis menjelaskan dan meyakinkan menganai “kuasa dan kedatangan TUHAN YESUS KRISTUS sebagai Raja. Yang dimaksud adalah kedatangan TUHAN kedua kali atau yang biasa dikenal dengan istilah “ Hari TUHAN”. Sehubungan dengan TUHAN YESUS belum datang juga, agaknya ada orang-orang yang berpikir bahwa TUHAN tidak akan datang kembali. Ia lalai menepati janji-Nya.Tampaknya ada penyesat yang mengajarkan dan mempengaruhi agar orang tidak mempercayai kedatangan TUHAN YESUS kembali ( ay. 3,4).
Dalam rangka meyakinkan jemaat, penulis pertama-tama menegaskan bahwa berita yang disampaikannya tentang YESUS KRISTUS dan kemuliaanNya itu bukanlah berdasarkan pada dongeng-dongeng isapan jempol atau mitos-mitos tentang YESUS melainkan lahir dari pengalaman nyata; peristiwa yang sungguh-sungguh terjadi. Penulis menegaskan bahwa dirinya adalah saksi mata dari kebesaranNya. Penulis melihat dan mengalami secara langsung peristiwa saat TUHAN YESUS dimuliakan di atas gunung.
Dengan mengungkapkan semua itu tentu penulis bertujuan agar jemaat menjadi tidak ragu-ragu terhadap kemuliaan dan kebesaran TUHAN YESUS. Dan kalau dikatakan bahwa IA akan datang kembali sebagai Raja penuh kemuliaan, itu pasti benar karena memang kehormatan dan kemuliaan itu sungguh-sungguh telah diberikan kepada-Nya.
Penulis juga meminta jemaat memperhatikan nubuat para nabi karena apa yang disampakan para nabi adalah pernyataan ALLAH, oleh dorongan Roh Kudus. Karena itulah tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri.
Refleksi
Ambillah waktu hening sejenak. Dalam perjalanan iman, pernahkah Saudara meragukan pemenuhan janji TUHAN? Pernahkah Saudara dibingungkan oleh rupa-rupa pengajaran iman? Pernahkah Saudara salah menafsirkan Firman TUHAN? Jika Saudara pernah mengalami semua itu, berarti kini tiba saatnya untuk membuat komitmen semakin memperteguh pendalaman Firman TUHAN dan semakin memperkuat relasi dengan TUHAN.
Tekadku
TUHAN, tolonglah aku agar terus teguh berpegang pada Firman-Mu dan memiliki semangat untuk terus mendekatkan diri kepada-Mu.
Tindakanku
Mulai hari ini aku akan meluangkan waktu yang cukup untuk belajar Firman TUHAN secara pribadi dan mengikuti Pemahaman Alkitab yang diselenggarakan gereja.